Sebentar
lagi, murid-murid kelas 3 SMP Harapan,
akan menghadapi ulangan praktek pelajaran seni. Semua anak terlihat khawatir,
kecuali Lily. Anak perempuan yang sangat senang pelajaran tersebut. Karena Lily
bercita-cita menjadi seorang seniman modern.
”Asyik…
pelajaran seni, kira-kira ulangan prakteknya apa ya?”kata Lily dengan semangat.
”Huh!
Mudah-mudahan bukan disuruh nari ataupun nyanyi”kata Winny kesal.
”Terus
kamu maunya ngapain?”Tanya Lily.
”Aku
sih maunya melukis atau belajar alat musik”jawab Winny.
”Kalo aku sih berharap ulangannya itu menari
tarian modern”kata Lily.
”Yah..
ini lagi nari itu capek, buang-buang tenaga aja!”kata Winny kesal.
”Tapi
kan tariannya modern”kata Lily .
”Mau
modern, klasik, ataupun tradisional sama aja. Sama-sama bikin capek”gumam
Winny
kesal.
”Huuh!
Enggak mau capek banget sih kayaknya”kata Lily .
”Biarin!”kata
Winny sambil menjulurkan lidah.
Lily benar-benar dibuat marah oleh
Winny, sampai-sampai Lily tidak mau melihat kearah Winny. Karena tidak ada yang
bisa Lily ajak bicara, ia hanya bias melamun. Gurupun masuk tapi Lily tidak
menanggapi.Tiba-tiba, lamunan Lily dibuyarkan oleh suara Bu Sherin.
”Hey..Kamu
ngapain melamun saja?”Tanya Bu Sherin sambil berteriak .
”Ma..maafkan
saya Bu”kata Lily terbata-bata.
”Baik,
semuanya dengarkan! Saya ingin kalian membuat kelompok masing-masing
beranggotakan lima orang, karena dua minggu lagi, kalian sudah harus
mementaskan sebuah tarian”perintah Bu Sherin.
”Yes..
nari wahhh senang banget, aku mau menari modern aja ahh!”kata Lily semangat.
”Bu,
kira-kira tarian apa untuk kita pentas nanti”Tanya Cici.
”Ibu
ingin kalian menari daerah!”jawab Bu
Sherin.
”Loh!
Kok daerah? Ihh gak banget!”kata Lily kesal.
”Kenapa?
Kamu gak mau?”tanya Bu Sherin.
”Maksudnya
kenapa harus tari daerah”jawab Lily menolak.
”Kalian
itu harus bisa menghargai tarian daerah, jadi kalian harus menari daerah. Kalau
tidak mau jangan harap kalian bisa mendapat nilai dari saya”ancam Bu Sherin.
Kali ini Lily hanya bisa terdiam dan
kesal dalam hati. Lalu, bel pulang pun berbunyi. Semua anak sudah pulang,
kecuali Lily yang masih kesal sejak pelajaran seni tadi. Tiba-tiba suara anak
laki-laki yang sangat dikenalinya bertanya.
”Kok
belum pulang?”Tanya Timmy.
”Terserah
aku dong mau pulang kapan”jawab Lily ketus.
”Eitss..
jangan marah-marah dong nanti cepat tua loh!”ejek Timmy.
Karena tidak mau diejek lebih lama
lagi, Lily pun pergi meninggalkan Timmy.Dalam perjalanan,Lily bertemu Mira yang
kebetulan pulang sendiri. Seketika Lily pun memanggil-manggil Mira dan pulang
bersama.
”Mir..Mira!
Tungguin!”teriak Lily.
”Iya!”
teriak Mira dari kejauhan.
”Ehh
kamu tumben pulang sendirian?”Tanya Mira.
”Iya,
aku tadi kerja kelompok dulu. Kamu sendiri kenapa?”jawab Mira.
”Ohh.. Aku tadi kesal soalnya kita hanya boleh
mementaskan tarian daerah”Lily kembali cemberut.
”Bagiku
itu bukan masalah kok! Yang penting dapat nilai hehe”kata Mira sambil unjuk
gigi.
”Bagiku
itu masalah banget karena dari dulu, aku paling sebel sama yang namanya
kesenian daerah”kata Lily.
”Ohh..
yaudah aku duluan ya!”kata Mira sambil melambaikan tangan.
”Ohh..
iya iya”Lily membalas lambaian tangan.
Merekapun berpisah dipersimpangan
jalan. Entah mengapa, Lily masih sedikit kesal karena tarian daerah.
Sesampainya dirumah, Lily langsung bercerita dengan Mamanya.
”Ma..Mama!”teriak
Lily mencari Mamanya.
”Kenapa
Li?”Tanya Mamanya.
”Lily
tadi disekolah kesal banget, Ma!”Lily mulai bercerita.
”Loh,
memangnya kenapa?”Tanya Mamanya.
”Masa
Lily disuruh nari daerah”jawab Lily.
”Siapa
yang menyuruh?”Tanya Mama.
”Itu
loh guru pelajaran seni Lily, yang namanya Bu Sherin!”.
“Apa
salahnya kalo nari daerah?”Tanya Mama.
”Yagitu
deh, nari daerah kan udah gak jaman, buktinya udah jarang orang yang
mementaskannya”Lily kembali kesal.
”Lily…
yang namanya seni itu, gak akan pernah
ada habisnya. Semuanya itu masih akan terus ada, tinggal kitanya saja yang mau
menerima atau tidak. Terus tarian daerah ini bukan tarian biasa, setiap
gerakannya selalu ada maknanya” jelas Mama.
”Oh..
gitu ya Ma!”kata Lily sambil menundukkan kepalanya.
”Yasudah,
mulai besok jangan pernah meremehkan seni lagi ya!”kata Mama sambil tersenyum.
”Iya
Ma.. Siip”kata Lily sambil mengacungkan jempol.
”Sekarang
kamu mendingan tidur saja sana!”perintah Mama .
”Iya
Mama.. I love you Mom”kata Lily sambil mencium kening Mamanya.
Keesokan harinya, Lily mengawali
semuanya dengan senyuman. Bahkan, teman-temannya heran. Padahal sejak pelajaran
seni kemarin, Lily terus saja cemberut dan menceritakan kemarahannya pada
teman-temannya.
”Li,
tumben biasanya cemberut aja?”Tanya Timmy.
”Iya
nih Li, kamu udah gak marah lagi?”Tanya Winny.
”Hehe..
udah nggak dong, karena sekarang aku udah tau makna seni yang sebenarnya”jelas
Lily.
”Wahh..
bagus deh. Eh.. kamu mau gak sekelompok sama Aku, Mira, Leny dan Cici?”ajak
Winny.
”Oh..
mau …mau kira-kira mementaskan tari apa ya?”kata Lily sambil berpikir.
”Udah..
itu kan bakalan kita pikir bareng-bareng”kata Winny sambil mengedipkan sebelah
mata.
”Ohh
siiplahh, besok kita mulai ya latihannya!”balas Lily mengedipkan sebelah mata
”Iya…iya”kata
Winny
Keesokan harinya, mereka mengadakan
latihan dirumah Cici, mereka akan menghadirkan tarian payung untuk pentas
nanti. Waktunya pun tiba, dan ternyata mereka sukses menghibur semuanya.
Merekapun, meraih nilai tertinggi dikelas. Selain itu, sekarang Lily bisa
mengerti apa makna seni yang sesungguhnya.
***TAMAT***